Imam Syafi’i berkata: Apabila di tangan seseorang ada kelebihan makanan di negeri musuh sesudah perang selesai, lalu masuklah seseorang yang tidak bersekutu dalam ghanimah dengan kaum muslimin dan ia memperjual-belikan, maka tidak boleh baginya untuk menjualnya, karena ia memberikan kepada orang yang tidak boleh memakannya. Penjualan itu ditolak.
Apabila makanan itu hilang, ia harus mengembalikan nilai harganya kepada imam. Tidak boleh baginya untuk menahan nilai harganya dan tidak boleh mengeluarkan kepada orang yang tidak boleh memakannya.