Meninjau Orang Sakit

  1. Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kita supaya meninjau orang sakit, mengikuti janazah – yang akan dibawa ke kubur, mentasymitkan orang bersin – yakni mendoakan supaya ia mem-peroleh kerahmatan Allah dengan mengucapkan: Yarhamukallah, kalau orang yang bersin itu mengucapkan: Alhamdulillah, melaksanakan sumpah, menolong orang yang dianiaya, mengabulkan undangan orang yang mengundang dan meratakan ” (Muttafaq ‘alaih)
  2. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. ber-sabda: “Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya itu ada lima perkara yaitu menjawab salam, meninjau orang sakit, mengikuti janazah-janazah – yang akan dimakamkan, mengabulkan undangan dan mentasymitkan orang yang bersin.” (Muttafaq ‘alaih)
  3. Dari Abu Hurairah a. pula, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah  ‘Azzawajalla itu akan berfirman nanti pada hari kiamat: “Hai anak Adam – yakni manusia, Aku sakit, tetapi engkau tidak suka meninjauKu.” Manusia berkata: “Ya  Tuhanku,  bagaimanakah  saya  dapat  meninjauMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai  seluruh  alam ini?” Allah berfirman: “Adakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu sakit, tetapi engkau tidak suka meninjaunya. Tidakkah engkau mengetahui, bahwasanya apabila engkau meninjaunya, tentulah engkau akan mendapatkan Aku di sisinya? Hai anak Adam, Aku meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padaKu. Manusia berkata: “Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat memberikan makanan padaMu.sedang Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?” Allah berfirman: “Tidakkah engkau mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padanya. Adakah engkau tidak mengetahui, bahwasanya apabita engkau memberikan makanan padanya, tentuiah engkau akan mendapatkan yang sede-mikian itu di sisiKu. Hai anak Adam, Aku  meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padaKu.” Manusia berkata:  “Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat   memberikan minuman padaMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?” Allah berfirman: “Ada seorang hambaKu, si Fulan itu meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padanya. Andaikata saja engkau suka memberikan minuman padanya, tentuiah engkau akan mendapatkan yang sedemikian itu di sisiKu.” (Riwayat Muslim)
  4. Dari Abu Musa r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tinjaulah orang sakit, berikanlah makanan pada orang yang lapar dan merdekakanlah tawanan.” (Riwayat Bukhari)

At’aanii ialah orang yang tertawan.

  1. Dari Tsauban a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya orang Islam itu apabila meninjau saudaranya sesama Muslimnya – yang sakit, maka tidak henti-hentinya ia berada di dalam tempat penuaian syurga sehingga ia kembali.” Beliau s.a.w. ditanya: “Ya Rasulullah, apakah khurfah atau penuaian syurga itu,” Beliau s.a.w. menjawab: “Yaitu  tempat di syurga yang – buah-huahannya – tinggal dipetik saja.” (Riwayat Muslim)
  2. Dari Ali r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang Muslimpun yang meninjau saudaranya Muslim -yang sakit – di waktu pagi, melainkan ada tujuhpuluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu petang dan jikalau ia meninjaunya itu di waktu petang, maka ada tujuhpuluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya ia memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu pagi.Juga orang tersebut  akan memperoleh tempat buah-buahan yang sudah waktunya dituai di dalam syurga.”

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

Alkharif artinya ialah buah-buahan yang sudah waktunya dituai atau dipetik.

  1. Dari Anas r,a., katanya: “Ada seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi s.a.w, lalu ia sakit. la didatangi oleh Nabi s.a.w. untuk Beliau s.a.w. lalu duduk di dekat kepalanya, lalu bersabda padanya: “Masuklah agama Islam!” Anak itu lalu melihat kepada ayahnya yang ketika itu sudah ada di sisinya – seolah-olah anak tadi meminta pertimbangan pada ayahnya. Ayahnya berkata: “Taatilah kehendak Abul Qasim” – yaitu Nabi s.a.w. Anak itu lalu menyatakan masuk Islam, Setelah itu Nabi s.a.w. keluar dan beliau bersabda: “Alhamdulillah yang telah menyelamatkan anak itu dari siksa api neraka.” (Riwayat Imam Bukhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *