Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tolong-menolong engkau semua atas kebaikan dan ketaqwaan.” (al-Maidah: 2) Allah Ta’ala juga berfirman:
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amatan shalih, juga suka sating pesan-memesan dengan kebenaran serta saling pesan-memesan dengan saling kesabaran.” 13 (al-‘Ashr: 1-3)
Imam as-Syafi’i rahimahullah mengucapkan suatu uraian yang maksudnya ialah bahwasanya seluruh manusia atau sebagian besar dari mereka itu terlalai untuk memikir-mikirkan isi kandungan surat ini.
Dari Abdur Rahman bin Zaid bin Khalid al-Juhani r.a., katanya: “Nabiullah s.a.w. bersabda:
“Barangsiapa yang memberikan persiapan bekal untuk seseorang yang berperang fi- sabilillah, maka dianggaplah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang yakni sama pahalanya dengan orang yang ikut berperang itu. Dan barangsiapa yang meninggalkan kepada keluarga orang yang berperang fi-sabilillah berupa suatu kebaikan apaapa yang dibutuhkan untuk kehidupan keluarganya itu, maka dranggap pulalah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengirimkan suatu pasukan sebagai utusan untuk memerangi Bani Lihyan dari suku Hudzail, lalu beliau bersabda: “Hendaklah dari setiap dua orang berangkat salah seorang saja dari keduanya itu maksudnya setiap golongan supaya mengirim jumlah separuhnya, sedang separuhnya yang tidak ikut berangkat adalah yang menjamin kehidupan keluarga dari orang yang ikut berangkat berperang itu, dan pahalanya adalah antara keduanya artinya pahalanya sama antara yang berangkat dengan yang menjamin keluarga yang Derangkat tadi.” (Riwayat Muslim)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bertemu dengan sekelompok orang yang berkendaraan di Rawha’ sebuah tempat di dekat Madinah, lalu beliau bertanya “Siapakah kaum ini?” Mereka menjawab: “Kita kaum Muslimin.” Kemudian mereka bertanya: “Siapakah Tuan?” Beliau menjawab: “Saya Rasulullah.” Kemudian ada seorang wanita yang mengangkat seorang anak kecil di hadapan beliau lalu bertanya: “Adakah anak ini perlu beribadat haji?” Beliau menjawab: “Ya dan untukmu wanita itu juga ada pahalanya.” (Riwayat Muslim)
Saling pesan-memesan dengan kebenaran, yakni tetap dalam ketaatan, keimanan dan keislaman, sedang pesan-memesan dengan kesabaran, yakni sabar untuk melakukan berbakti kepada Tuhan, melaksanakan perintah-perintahNya, juga sabar meninggalkan kemaksiatan, kemungkaran serta menjauhi larangan- laranganNya.
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. dari Nabi s.a.w. bahwasanya beliau s.a.w. bersabda:
“Juru simpan yang Muslim dan dapat dipercaya yang dapat melangsungkan apa yang diperintahkan padanya, kemudian memberikan harta yang disimpannya dengan lengkap dan cukup, juga memberikannya itu dengan hati yang baik tidak kesal atau iri hati pada orang yang diberi, selanjutnya menyampaikan harta itu kepada apa yang diperintah padanya, maka dicatatlah ia juru simpan tersebut sebagai salah seorang dari dua orang yang bersedekah juru simpan dan pemiliknya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Yang memberikan untuk apa saja yang ia diperintahkan.” Para ulama lafaz almutashaddiqain dengan fathah qaf serta nun kasrah, karena tatsniyah atau sebaliknya kasrahnya qaf serta fathahnya nun, karena jamak. Keduanya shahih.