Donor dan Kesalehan Sosial

Oleh: Ahmad Ghozali Fadli

Sebagian besar penderita Covid-19 yang sembuh, berasal dari terapi plasma, dan hasil dari donor plasma seseorang. Apa itu plasma?

Adalah bagian cair dan bening dari darah setelah sel darah merah, sel darah putih, platelet, dan komponen seluler lainnya.

Sebanyak 35 persen komponen dalam darah adalah plasma sehingga merupakan komponen terbesar dari darah manusia. Kandungannya terdiri atas air, garam, enzim, antibodi, dan protein lainnya.

Fungsi plasma darah adalah sebagai pembawa berbagai zat penting, seperti protein, hormon, dan nutrisi ke sel-sel berbeda di dalam tubuh Anda. Ini termasuk hormon pertumbuhan yang membantu otot dan tulang tumbuh, serta hormon pembekuan yang membantu tubuh menghentikan pendarahan saat mengalami luka.

Terapi plasma darah selama ini dinilai cukup aman digunakan untuk pasien COVID-19. Pasalnya, terapi ini juga sudah berjalan cukup lama dan digunakan untuk menangani SARS, MERS, Ebola dan Influenza H5N1.

Siapakah yang berhak donor plasma? Mereka adalah yang pernah positif Covid-19. Dalam kata lain, plasma yang didonorkan sudah memiliki pengalaman melawan Covid-19.

Dalam Islam, konsep ini telah dikenal lama, Rasulullah SAW bersabda: _”Dan seungguhnya Allah telah mewajibkan kaum Muslimin untuk mengeluarkan zakat yang diambil dari mereka yang kaya lalu diserahkan kepada fakir miskin dari mereka._” (HR Bukhari-Muslim).

Harta yang dikeluarkan, adalah dari mereka yang memiliki kelebihan, dan pernah merasakan hidup miskin. Dalam arti lainnya, mereka sudah pernah mengalami kemiskinan. Bagaimana mereka kaya? Pasti melalui orang lain. Baik orang yang dikenal atau pun tidak, minimal hasil bantuan orang tua.

Dalam harta orang kaya, ada gen kekayaan. Sehingga, jika diberikan kepada orang miskin, akan menjadi alat baru untuk menjadi kaya dan akhirnya dapat berzakat.

Sahabat Umar bin Khattab, seorang yang kaya raya juga berharap pembagian harta dari Usman bin Affan. Beliau beliau berkata, bahwa harta Usman ada keberkahannya.

Sahabat Usman pun demikian, sangat senang memberikan hartanya kepada sahabat Umar dan beberapa sahabat yang berdiam di pelataran masjid Nabawi untuk belajar. Sisa hartanya makin berkah dan bertambah. Semakin diberikan, semakin bertambah.

Inilah budaya kebaikan. Yang memberi dan diberi sama-sama senang dan ridho. Bersyukur kepada Allah SWT atas pemberian-Nya. Baik Rizqi harta, kesehatan, ketenangan, pendidikan, bahkan kebahagiaan.

Sabtu (6/2) Sore, kami menerima kepala YBM PLN Unit Mojokerto. Mereka mampir setelah mengunjungi desa terdampak banjir bandang di kecamatan Bandar Kedung Mulyo. Yang kami bahas, seputar Pemberdayaan dan Pembinaan masyarakat sekitar pesantren. Dan pesantren juga siap support kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh YBM PLN.

Memang, pesantren kami sering dikunjungi pegiat Amil, seperti Baznas, LazisNu, LazisMu, Yatim Mandiri, YBM, dan beberapa lainnya untuk sharing dan sinergi. Dan saat ini, kami baru bisa membantu dalam hal pemikiran, karena memang itulah yang kami miliki. Background pendidikan pemberdayaan selama penelitian Pascasarjana kami, menjadi modal amal jariyah. Kami tebar kepada sesama Amil pemberdayaan yang sudah memiliki amunisi kuat, agar aura kebaikan semakin besar dan semakin cepat. Tinggal strategi dan sinergi yang dikuatkan agar kebermanfaatan semakin dirasakan banyak orang.

Doakan kami agar istiqamah dalam perjuangan dakwah ini. Dan semoga bapak, ibu, sekeluarga senantiasa dalam Rahmat dan Hidayah Allah SWT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *