Imam Syafi’i berkata: Allah Subhanahu wa Ta ’Ala berfirman, “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). ” (Qs. Al Jumu’ah (62): 11)
Imam Syafi’i berkata: Rasulullah SAW pernah berkutbah pada suatu Jum’at di masjid yang dekat dengan pasar, yang dinamakan Al Batha ’. Pada saat itu, kabilah Bani Salim membawa kuda, unta, kambing, dan minyak samin untuk diperdagangkan. Lalu mereka (yang berada di dalam masjid) keluar untuk melihatnya dan meninggalkan Rasul SAW. (Bukan hanya itu), mereka juga mempunyai permainan. Apabila salah seorang dari kaum Anshar kawin, mereka memukul Alat permainan itu dengan bangga dan sombong, maka Allah menyebutkan hal itu di dalam kitabnya, “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). ” (Qs. Al Jumu’ah(62): ll),
Imam Syafi’i berkata: Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata “Rasul SAW berkhutbah pada hari Jum’at dengan dua khutbah sambil berdiri, dan beliau memisahkan antara dua khutbah itu dengan duduk. ”
Imam Syafi’i berkata: Apabila imam berkutbah sekali saja (tidak ada khutbah keduanya) kemudian ia mengerjakan shalat, maka ia harus mengulanginya dengan berkhutbah dua kali lalu mengerjakan shalat Jum’at.
Apabila ia tidak melakukan hingga waktu shalat Jum’at telah habis, maka ia harus mengerjakan shalat Zhuhur.
Tidak memadai baginya berkhutbah sambil duduk. Namun apabila karena suatu halangan, maka hal itu boleh baginya dan bagi orang yang mendengarnya. Namun apabila mereka mengetahui bahwa ia sehat dan sanggup untuk berdiri, maka shalat Jum’at bagi imam dan jamaah yang mendengarnya tidak memadai.