Prioritas Terhadap Amal Perbuatan Yang Lebih Lama Manfaatnya Dan Lebih Langgeng Kesannya

KALAU manfaat suatu pekerjaan lebih  luas  jangkauannya,  maka hal  itu  lebih  dikehendaki dan diutamakan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Begitu pula halnya dengan pekerjaan yang lebih lama dan  kekal  pengaruhnya. Setiap kali suatu perbuatan itu lebih lama manfaatnya maka  pekerjaan  itu  lebih  utama  dan  lebih dicintai oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, shadaqah  yang lama manfaatnya lebih diutamakan.

Misalnya memberikan domba  yang mengandung, unta yang mengandung, dan  lain-lain, di mana orang yang  menerima shadaqah itu dan juga keluarganya dapat memanfaatkan  susunya selama bertahun-tahun.

Dalam peribahasa Cina kita kenal: “Memberi jala untuk mencari ikan kepada orang miskin adalah lebih baik daripada memberikan ikan kepadanya.”

Disebutkan dalam sebuah hadits,

“Shadaqah, yang paling utama ialah memberikan tenda, atau memberikan seorang pembantu, atau seekor unta untuk perjuangan di jalan Allah SWT.” 22

“Empat puluh sifat, yang paling tinggi tingkatannya ialah memberikan kambing. Tidak ada seorang hambapun yang melalaikannya, untuk mengharapkan pahala yang dijanjikan kepadanya kecuali dia akan dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam surga.”23

Di situlah letak kelebihan shadaqah jariyah,  yang  manfaatnya terus dirasakan walaupun orang yang memberikannya sudah tiada. Seperti harta wakaf, yang telah  dikenal  oleh  kaum  Muslimin sejak  zaman  Nabi  saw;  di  mana  ketika itu peradaban Islam memiliki  keunggulan  karena  kekayaannya  yang  melimpah  dansangat   banyak,   sehingga  Islam  menguasai  seluruh  bidang kebajikan   dalam   kehidupan   manusia,    yang    memberikan perkhidmatan  kepada  seluruh  umat  manusia,  bahkan terhadap binatang.

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan:

“Apabila seorang manusia meninggal dunia maka terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga hal, shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, anak shaleh yang berdo’a kepadanya.” 24

Ada hadits lain yang menjelaskan contoh shadaqah  jariyah  ini sebanyak tujuh macam. Yaitu dalam sabda Nabi saw,

“Sesunggguhnya amalan dan perbuatan baik yang akan menyusul seorang mu’min setelah dia meninggal dunia kelak ialah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak shaleh yang dia tinggalkan, mushaf al-Qur’an yang dia wariskan, masjid yang dia bangun, rumah tempat singgah musafir yang dia bangun, sungai yang dia alirkan, dan shadaqah yang dia keluarkan ketika dia sehat dan masih hidup. Semua ini akan menyusul dirinya ketika dia meninggal dunia kelak.”25

Misalnya umur manusia pendek dan terbatas, maka dengan karunia Allah yang diberikan kepadanya, ia dapat memperpanjang umurnya dengan melakukan amalan yang mengalir pahalanya (jariyah). Dia terus  dianggap  hidup walaupun dia telah meninggal dunia, dia tetap  ada  dengan  amal  shaleh  yang  pernah   dilakukannya, walaupun  jasadnya  telah  tiada.  Maka benarlah Syauqi ketika mengatakan syairnya berikut ini:

“Degup jantung seseorang berkata kepadanya. Sesungguhnya hidup ini hanya beberapa menit dan beberapa detik. Buatlah suatu kenangan yang namamu akan terus diingat setelah kematianmu. Karena kenangan bagi manusia adalah umur yang kedua.”

Catatan kaki:

22 Diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Umamah; dan  juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dari ‘Adiy bin Hatim, dan  dihasankan olehnya dalam Shahih al-Jami’ as-Shaghir (1109) ^

23 Diriwayatkan oleh Bukhari, dan Abu Dawud dari Abdullah bin ‘Amr, 791 ^

24 Diriwayatkan oleh Muslim dan Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad; dan diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasai dari Abu Hurairah r.a., ibid., 793 ^

25 al-Hafizh al-Mundiri berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Baihaqi dengan isnad hasan; dan juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah di dalam Shahih-nya seperti itu. (Lihat buku kami, al-Muntaqa min at-Targhib wat-Tarhib, hadits no. 75) ^

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *