NABI MUSA AS MENGUTUK FIRAUN DAN PENGIKUTNYA
وَقَالَ مُوْسٰى رَبَّنَآ اِنَّكَ اٰتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَاَهٗ زِيْنَةً وَّاَمْوَالًا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ رَبَّنَا لِيُضِلُّوْا عَنْ سَبِيْلِكَ ۚرَبَّنَا اطْمِسْ عَلٰٓى اَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْا حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ ٨٨
Artinya: Musa berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberikan kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan (yang banyak) dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibat pemberian itu) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang sangat pedih.” (QS. Yunus: 88)
Dalam ayat ini dijelaskan pembangkangan dan perbuatan sewenang-wenang Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya, kecemasan dan ketakutan Bani Israil, dan pengaduan Musa kepada Allah tentang nikmat yang melimpah yang diberikan kepada Fir’aun dan kaumnya seperti perhiasan emas permata, pakaian kebesaran yang mewah, dan kekayaan lainnya, namun segala nikmat yang diberikan Allah itu justru menjadikan mereka sesat dari jalan Allah. Bahkan mereka bertambah sombong dan berbuat aniaya di atas harta kekayaan itu. Allah seakan membiarkan mereka dalam kesesatan sehingga mereka tidak beriman.
Lalu Nabi Musa mendoakan kehancuran Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya dengan alasan sebagai berikut:
Pertama, Kufur terhadap nikmat Allah. Suatu kenyataan bahwa Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya memiliki kekuasaan dan kekuatan yang besar. Di samping itu, ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncaknya di zaman Firaun di Mesir. Barang-barang peninggalan Firaun, baik yang terdapat di museum Mesir ataupun di Eropa dan Amerika, menunjukkan ketinggian peradaban dan kebudayaan mereka. Demikian pula benda-benda purbakala dan bangunan-bangunan kuno yang terdapat di Mesir. Dalam pemerintahan, Firaun memegang kekuasaan mutlak bahkan kepada rakyatnya dia mengaku dirinya sebagai tuhan.
Kedua, Menolak kebenaran. Kenyataan menunjukkan bahwa Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya telah jauh meninggalkan nilai-nilai moral kemanusiaan dan agama. Hak asasi manusia tidak dihargainya. Mereka hidup dalam kemewahan, di atas derita rakyat. Musa a.s. telah berupaya membawa Firaun dan pembesar-pembesarnya ke jalan Allah, dengan menunjukkan bukti-bukti kerasulannya. Dia berikan ajaran tentang kebenaran, keadilan, nasehat dan peringatan siksa Allah, dan malapetaka, akibat perbuatannya. Akan tetapi seruan Musa tidak mendapat sambutan yang baik bahkan mendapat tantangan serta permusuhan. Dengan demikian kemungkinan untuk menyeru Firaun dan kaumnya ke jalan Allah telah tertutup serta keimanan mereka tidak dapat diharapkan lagi.
Membiarkan Firaun dan pembesar-pembesarnya dengan kekuasaan, kejayaan dan kekuatannya yang besar sedangkan prinsip dasar hidup mereka jauh lebih rendah dari nilai-nilai moral kemanusiaan dan agama, sangat membahayakan perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia. Mereka dengan kekuatan dan kekuasaannya, berbuat maksiat dan kerusakan di muka bumi, mengancam keselamatan umat manusia. Oleh karena itu, Nabi Musa memanjatkan doa kepada Allah untuk kebahagiaan umat manusia, agar Allah melumpuhkan kekuatan Firaun dengan membiarkan mereka dalam kesesatan, sebab kesesatan mereka akan mengakibatkan kehancuran mereka sendiri. Nabi Harun sebagai pembantu utama Nabi Musa, mengamini doa Nabi Musa itu.
قَالَ قَدْ اُجِيْبَتْ دَّعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيْمَا وَلَا تَتَّبِعٰۤنِّ سَبِيْلَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ٨٩
Artinya: Dia (Allah) berfirman, “Sungguh, permohonan kamu berdua telah diperkenankan. Maka, tetaplah kamu berdua (pada jalan yang lurus) dan janganlah sekali-kali kamu berdua mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Yunus: 89)
Dalam ayat ini Allah menyatakan kepada Musa dan Harun bahwa doa mereka untuk kehancuran Firaun dan kekuasaannya, akan diperkenankan Tuhan. Hal itu sudah menjadi ketetapan Allah. Kemudian Allah memerintahkan kepada Musa dan Harun untuk tetap menjalankan perintah-Nya dan terus menyampaikan seruan ke jalan Allah dan mempersiapkan Bani Israil untuk berjuang dan pindah meninggalkan bumi Mesir. Allah melarang mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengikuti Sunnah Tuhan pada makhluk-Nya yaitu hukum sebab-akibat, seperti menuntut segera kehancuran Firaun sebelum waktunya atau minta ditunda kehancuran itu pada waktu yang sudah ditetapkan. Masa keruntuhan Firaun itu pasti datang, sebab mereka tidak dapat lepas dari hukum Tuhan itu.