Bolehnya Minum dari Segala Macam Wadah yang Suci Selain yang Terbuat dari Emas dan Perak

Dari Anas r.a., katanya: “Waktu shalat sudah datang, lalu berdirilah orang-orang yang dekat rumahnya ke keluarganya masing-masing  untuk mengambil air wudhu’  dan masih tertinggallah beberapa orang  beserta Nabi s.a.w. Kemudian Rasulullah s.a.w. diberi sebuah wadah yang terbuat dari batu. Maka wadah itu terlampau kecil kalau di dalamnya itu dibeberkan tapak tangan beliau s.a.w. dan keluarlah air dari jari-jari beliau s.a.w. itu. Orang- orang itu lalu berwudhu’ semuanya. Orang-orang sama berkata; “Berapa jumlahmu tadi?” Jawabnya: “Delapanpuluh orang dan ada lebihnya.” (Muttafaq ‘alaih)

Ini adalah riwayat Imam Bukhari. Dalam riwayat Imam Bukhari dan juga Imam Muslim disebutkan demikian:

Bahwasanya Nabi s.a.w. meminta wadah berisi air, kemudian diberi suatu gelas yang dangkal dasarnya  semacam mangkok  di dalamnya ada sedikit air, lalu beliau s.a.w. meletakkan jari-jarinya itu dalam wadah tadi. Anas berkata: “Saya mulai melihat pada air yang menyumbar dari jari-jari beliau s.a.w. itu. Saya menerka jumlah orang yang berwudhu’ itu antara tujuhpuluh sampat delapanpuluh orang banyaknya.

Dari Abdullah bin Zaid r.a., katanya: “Kita didatangi oleh Nabi s.a.w. lalu kita mengeluarkan air untuknya yang di tempatkan dalam wadah mangkok yang terbuat dari tembaga, lalu beliau s.a.w. berwudhu’.” (Riwayat Bukhari)

Ashshufr dengan dhammahnya shad dan boleh pula dengan kasrahnya shad, yaitu tembaga. Attaur adalah seperti gelas, kata ini dengan ta’ mutsannat di atas.

Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. memasuki seorang Anshar dan disertai oleh seorang sahabatnya yakni Abu Bakar as-Shiddiq, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jikalau engkau mempunyai, bolehlah memberikan air yang ada di dalam girbah yang sedang menginap semalam maksudnya yang dingin, tetapi jikalau tidak ada, kita akan mengokop saja,” yakni minum dengan mulut tanpa menggunakan wadah atau tangan. (Riwayat Bukhari)

Dari Hudzaifah r.a., katanya: “Sesungguhnya Nabi s.a.w. melarang kita mengenakan pakaian dari sutera halus ataupun sutera kasar  untuk lelaki, juga melarang kita minum dari wadah yang terbuat dari emas atau perak – untuk lelaki dan wanita dan beliau s.a.w. bersabda: “Semua itu adalah untuk mereka  orang-orang kafir  di dunia, tetapi untukmu semua  kaum Muslimin  di akhirat.” (Muttafaq’alaih)

Dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Orang yang minum dari wadah perak itu, sebenarnya saja ia meletakkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (Muttafaq ‘alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya orang yang makan atau minum dari wadah perak atau emas,” juga dalam riwayat Imam Muslim yang lain lagi disebutkan: Beliau s.a.w. bersabda:

“Barangsiapa yang minum dari wadah emas atau perak, maka sebenarnya saja ia meletakkan api dari neraka Jahanam dalam perutnya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *