Semarak Kemerdekaan di Bumi Al-Qur’an Wonosalam

Wonosalam, Jombang – Suasana semangat kemerdekaan RI ke-80 terasa membara di Pesantren Alam Bumi Al-Qur’an Wonosalam. Selama dua hari berturut-turut, Ahad-Senin, 17–18 Agustus, para santri mengisi hari-hari bersejarah bangsa ini dengan kegiatan penuh keceriaan, kreativitas, dan gotong royong.

Acara yang bertajuk “Merdeka Bersama, Berkarya untuk Indonesia” ini diikuti dengan antusias oleh seluruh santri. Tak hanya menjadi ajang perlombaan, kegiatan ini juga menjadi media pendidikan karakter yang menanamkan nilai kebersamaan, kemandirian, dan cinta tanah air.

Lomba Penuh Nilai Edukatif dan Kreativitas

Rangkaian kegiatan dimulai dengan Lomba Kumpul Sampah, sebuah lomba sederhana namun sarat makna. Santri diajak untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan pesantren sekaligus menumbuhkan kesadaran menjaga bumi sebagai bagian dari ibadah.

Dilanjutkan dengan Lomba Cuci Karpet, suasana kebersamaan semakin terasa. Santri bahu-membahu membersihkan karpet masjid dan asrama, belajar bahwa tanggung jawab bersama hanya bisa diselesaikan dengan kerja sama dan solidaritas.

Tak kalah menarik, Lomba Kerajinan Barang Bekas memacu daya kreasi santri. Dari botol plastik, kardus, hingga kaleng bekas, lahirlah aneka karya unik dan bermanfaat. Hal ini menjadi simbol bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk berkarya, melainkan peluang untuk berinovasi.

Semarak Olahraga dan Permainan Tradisional

Kemeriahan semakin memuncak saat lapangan pesantren dipenuhi sorak-sorai pada pertandingan Mini Soccer. Dengan penuh sportivitas, para santri menunjukkan energi muda dan kerja tim yang kompak.

Di sisi lain, Badminton menjadi ajang melatih ketangkasan, kelincahan, sekaligus strategi. Tidak kalah seru, permainan tradisional Bentengan dan Tarik Tambang menghidupkan kembali kenangan masa kecil yang penuh keceriaan. Santri berlari, bertahan, dan menyerang dengan penuh semangat, menciptakan suasana persaudaraan yang hangat.

Lebih dari Sekadar Lomba

Pengasuh pesantren menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar hiburan.

“Momentum kemerdekaan harus menjadi ruang pendidikan. Melalui lomba-lomba ini, santri belajar arti gotong royong, sportivitas, tanggung jawab, dan rasa syukur. Inilah semangat kemerdekaan yang kami hidupkan di pesantren,” ungkap Buya Ghozali.

Kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bukan hanya warisan sejarah, melainkan amanah untuk terus dijaga. Dengan meneladani para pahlawan, santri didorong untuk menjadi generasi yang berakhlak, berilmu, dan berkontribusi nyata bagi bangsa.

Merdeka Bersama, Berkarya untuk Indonesia

Semua rangkaian acara berlangsung dengan penuh keceriaan. Santri bukan hanya bertanding, tetapi juga saling menyemangati, berbagi tawa, bahkan bekerja sama di luar arena lomba. Inilah wajah pesantren yang menghidupkan nilai ukhuwah dan nasionalisme dalam bingkai kebersamaan.

Dari pegunungan sejuk Wonosalam, gema kemerdekaan itu disuarakan:
Santri Berkarya, Indonesia Jaya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *