Kewajiban Memerintah Keluarga Supaya Taat Kepada Allah

 Allah Ta’ala berfirman:

“Dan perintahlah keluargamu dengan sembahyang dan bersabarlah atasnya.” (Thaha: 132) Allah Ta’ala berfirman pula:

“Hai sekalian orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka  Bahan bakarnya adalah para manusia dan batu.” (at-Tahrim: 6)

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “al-Hasan bin Ali radhiallahu ‘anhuma mengambil sebiji buah kurma dari kurma hasil sedekah lalu dimasukkannya dalam mulutnya. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: “Kakh, kakh  jijik, jijik , lemparkan itu, adakah engkau tidak tahu bahwasanya kita golongan Bani Hasyim dan Bani Muththalib itu tidak halal makan benda sedekah.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat lain disebutkan “Bahwa bagi kita golongan Bani Hasyim dan Bani Mutthalib tidak halal makan sesuatu yang dari hasil sedekah.”

Sabda Nabi s.a.w.: “Kakh, kakh”, dikatakan dengan sukunnya kha’ dan ada yang mengatakan pula dengan kasrahnya kha’ serta ditanwinkan lalu menjadi kakhin, kakhin. Ini adalah kata melarang kepada anak-anak dari apa-apa yang dianggap jijik atau kotor. Al- Hasan di kala itu masih kecil sebagai anak-anak. Dari Abu Hafsh yaitu Umar r.a. bin Abu Salamah, yakni Abdullah bin Abdul-asad. Ia adalah anak tiri Rasulullah s.a.w. 31 katanya: “Saya pernah berada di pangkuan Rasulullah s.a.w. dan tanganku  ketika makan  berputar di seluruh penjuru piring, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda padaku:

“Hai anak, bacalah Bismillahi Ta’ala  sebelum makan  dan makanlah dengan tangan kananmu, pula makanlah dari makanan yang ada di dekatmu saja.” Maka senantiasa sedemikian itulah cara makanku sesudah itu.” (Muttafaq ‘alaih)

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Semua orang dari engkau sekalian itu adalah penggembala dan semuanya saja akan ditanya tentang penggembalaannya. Seorang imam pemimpin  adalah penggembala dan akan ditanya tentang penggembalaannya. Seorang lelaki adalah penggembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang penggembalaannya, seorang isteri adalah penggembala di rumah suaminya dan akan ditanya tentang penggembalaannya. Seorang pelayan juga penggembala dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang penggembalaannya. Maka semua orang dari engkau sekalian itu adalah penggembala dan akan ditanya tentang penggembalaannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Hadis ini dengan jelas menyebutkan bahwa sekalipun sesuatu itu dipandang umum sangat remeh dan tidak perlu diperhatikan, seperti adab kesopanan di waktu makan-minum, duduk, bermain-main dan lain-lain sebagainya, tetapi Agama Islam tetap menyerukan kepada orang tua atau wali anak-anak, agar hal-hal itu diajarkan serla menegur mereka jika mereka berbuat yang tidak pantas. Mengajarkan ini wajib dilaksanakan sejak kecil, agar terbiasa nantinya apabila telah dewasa dan orang lain akan menamakan “Anak yang mengerti tata kerama”.

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari neneknya r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Perintahlah anak-anakmu untuk menjalankan shalat di waktu mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka, jikalau melalaikan shalat di waktu mereka berumur sepuluh tahun. Juga pisahkanlah antara mereka itu dalam masing-masing tempat tidurnya.”

Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang hasan.

Dari Abu Tsurayyah yaitu Sabrah bin Ma’bad al-Juhani a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Pelajarilah anak-anak itu akan bersembahyang ketika berusia tujuh tahun dan pukullah ia jikalau melalaikan shalat ketika berumur sepuluh tahun.”

Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam-Imam Abu Dawud dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Adapun lafaznya Abu Dawud yaitu: “Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Perintahlah anak-anak itu untuk bersembahyang ketika ia telah mencapai umur tujuh tahun.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *