Kesunnahan Memencilkan Diri di Waktu Rusaknya Keadaan Zaman

Allah Ta’ala berfirman:

“Maka oleh karena itu, segeralah berlari kepada Allah, sesungguhnya saya adalah pemberi peringatan yang terang  dari Allah padamu.” (adz-Dzariyat: 50)

Dari Sa’ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Sesungguhnya Allah itu cinta kepada hamba yang bertaqwa serta kaya dan tersembunyi  yakni tidak sebagai orang masyhur dan tidak dikenal orang karena tidak mempunyai kedudukan.” (Riwayat Muslim)

Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: “Ada seorang lelaki berkata: “Manakah orang yang paling utama itu, ya Rasulullah?” Beliau s.a.w. bersabda: “Yaitu seorang mu’min yang berjihad dengan badannya dan hartanya fi-sabilillah.” Kemudian orang itu bertanya lagi: “Selanjutnya siapakah?” Beliau s.a.w. bersabda: “Kemudian seorang yang memencilkan dirinya dalam suatu jalanan di gunung maksudnya suatu tempat di antara dua gunung yang dapat digunakan sebagai kediaman  dari beberapa tempat di gunung, untuk menyembah kepada “

Dalam riwayat lain disebutkan: “Karena ia bertaqwa kepada Allah dan meninggalkan para manusia dari kejelekannya diri sendiri” – jadi mengasingkan diri dari orang banyak, sehingga tidak akan sampailah kejelekannya diri sendiri itu kepada orang-orang banyak tadi. (Muttafaq ‘alaih)

Dari Abu Said al-Khudri r.a. pula, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Hampir saja bahwasanya sebaik-baik harta seseorang Muslim itu ialah kambing yang diikutinya sampai ke puncak gunung serta tempat-tempat hujan  yaitu tempat-tempat yang banyak rumputnya. Orang itu lari ke sana dengan membawa agamanya karena takut adanya beberapa macam fitnah.” (Riwayat Bukhari)

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: “Tidak seorang yang diutus oleh Allah sebagai Nabi, melainkan ia tentu pernah menggembala kambing.” Para sahabat beliau s.a.w. bertanya: “Dan tuan sendiri apakah juga menggembala kambing?” Beliau s.a.w. menjawab: “Ya, sayapun menggembala kambing itu, yaitu di Qararith. Kambing itu kepunyaan penduduk Makkah.” Qararith itu ada yang mengatakan bahwa ia adalah nama tempat penggembalaan di Makkah, tetapi ada yang mengatakan bahwa itu adalah nama bagian dari wang dinar atau dirham, yakni bahwa beliau s.a.w. menggembala itu dengan menerima upah qararith. (Riwayat Bukhari)

Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w. bahwasanya ia bersabda: “Setengah daripada sebaik-baik keadaan kehidupan para manusia ialah seseorang yang memegang kendali kudanya untuk melakukan peperangan fi-sabilillah, ia terbang di atas punggungnya. Setiapkali ia mendengar suara gemuruh atau suara dahsyat di medan peperangan itu ia segera terbang ke sana untuk mencari supaya terbunuh atau kematian  yang disangkanya bahwa di tempat suara gemuruh  itulah  tempatnya.  Atau  seseorang  yang memelihara kambing di puncak gunung dari beberapa puncak gunung yang ada, ataupun di suatu lembah dari beberapa lembah ini. Ia mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menyembah Tuhannya sehingga ia didatangi oleh keyakinan yakni kematian. Tidak ada dari para manusia itu kecuali dalam kebaikan.” (Riwayat Muslim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *