Shalat Sunnah Maghrib, Sesudah Dan Sebelumnya

Sudah terdahulu dalam bab-bab di muka Hadisnya Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma lihat Hadis no. 1095 dan Hadisnya Aisyah radhiallahu ‘anha lihat Hadis no. 1112 dan keduanya itu adalah shahih bahwa Nabi s.a.w. bersembahyang dua rakaat sesudah Maghrib.

Dari Abdullah bin Mughaffal r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Bersembah- yanglah engkau semua sebelum Maghrib yakni shalat sunnah.” Beliau s.a.w. mengucapkan dalam sabdanya yang ketiga kalinya dengan tambahan: “Bagi siapa yang ingin melakukan-nya.” (Riwayat Bukhari)

Dari Anas r.a., katanya: “Sungguh-sungguh saya telah melihat golongan sahabat sahabat besar-besar sama bersegera ke ruang dalam masjid ketika Maghrib yakni sesudah azan Maghrib dibunyikan perlu shalat sunnah di situ. (Riwayat Bukhari)

Dari Anas r.a. pula, katanya: “Kita semua di zaman Rasulullah s.a.w. bersembahyang dua rakaat sesudah terbenamnya matahari yakni sebelum Maghrib.” la ditanya: “Apakah Rasulullah s.a.w. juga bersembahyang sunnah itu?” Anas r.a. menjawab: “Beliau s.a.w. melihat kita bersembahyang dua rakaat itu, tetapi beliau s.a.w. tidak menyuruh kita melakukannya dan tidak pula melarangnya.” (Riwayat Muslim)

Dari Anas r.a. pula, katanya: “Kita semua ada di Madinah, maka jikalau muazzin telah selesai berazan untuk shalat Maghrib, maka orang-orang sama bersegera ke ruang dalam masjid lalu bersembahyang dua rakaat, sehingga sesungguhnya seseorang asing yang tempatnya bukan di Madinah niscayalah kalau ia masuk masjid pasti mengira bahwa shalat wajib Maghrib sudah selesai dikerjakan karena banyaknya orang yang bersembahyang sunnah dua rakaat sebelum Maghrib itu.” (Riwayat Muslim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *