Pernyataan Umum dan Tekstual

Allah SWT berfirman:

اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah
Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung
“. (QS. Ali Imran [3]: 173)

Yang bersama Rasulullah SAW bukanlah orang yang mengumpulkan pasukan untuk menyerang. Orang yang diberi berita tersebut bukanlah orang yang dikumpulkan, dan bukan orang yang bersama Rasulullah SAW, dan orang yang mengumpulkan pasukan itu juga disebut orang-orang. Jadi dari penjelasan ini, makna ayat ini jelas bahwa yang mengumpulkan pasukan hanyalah sebagian manusia, bukan sebagian yang lain.

Bisa dipahami bahwa yang mengumpulkan pasukan itu bukan seluruh manusia, dan yang mengabari itu bukan semua manusia. Tetapi kata naas itu menunjukkan arti tiga orang atau lebih, atau semua manusia, atau banyak orang, termasuk tiga orang, maka benar jika dikatakan, “(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:…”. sebenarnya, orang-orang yang berkata kepada mereka itu ada empat dan kalimat, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu.” Maksudnya orang-orang yang pulang dari perang Uhud.

Mereka adalah kelompok manusia yang tidak banyak jumlahnya. Yang mengumpulkan berbeda dengan yang dikumpulkan. Yang memberitahu kepada orang-orang yang hendak diserang juga di luar dua kelompok tersebut. Mayoritas orang di negeri masing-masing itu juga bukan orang yang mengumpulkan, bukan orangorang yang hendak diserang, dan bukan orang-orang yang menyampaikan berita.

Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَنْ يَّخْلُقُوْا ذُبَابًا وَّلَوِ اجْتَمَعُوْا لَهٗ ۗوَاِنْ يَّسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنْقِذُوْهُ مِنْهُۗ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوْبُ

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al Hajj [22]: 73)

Lafazh yang digunakan adalah lafazh umum yang mencakup seluruh manusia. Tetapi bagi orang yang paham bahasa Arab, jelas bahwa yang dimaksud dengan lafazh umum ini hanyalah orang yang menyeru Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang besar. Hal itu karena di antara manusia ada orang-orang mukmin yang lemah akalnya serta anak-anak yang belum baligh yang tidak menyeru Tuhan selain Allah.

Ayat tersebut semakna dengan ayat sebelumnya menurut orangorang yang memahami bahasa. Sedangkan ayat sebelumnya lebih jelas bagi orang yang tidak paham bahasa karena banyak petunjuk dalil di dalamnya.

Allah SWT berfirman:

ثُمَّ اَفِيْضُوْا مِنْ حَيْثُ اَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orangorang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; (QS. Al-Baqarah [2]: 199)

Telah menjadi pengetahuan umum bahwa tidak semua manusia hadir di Arafah pada zaman Rasulullah SAW. Tetapi sesuai kaidah bahasa Arab, benar jika dikatakan “kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah).” Maksudnya adalah sebagian manusia.

Ayat tersebut juga serupa maknanya dengan dua ayat sebelumnya. Ayat pertama lebih jelas sekalipun bagi orang yang tidak paham bahasa Arab daripada ayat kedua, dan ayat kedua lebih jelas daripada ayat ketiga. Kejelasan ayat-ayat tersebut tidak diperselisihkan oleh orang-orang Arab, karena penjelasan minimum telah cukup bagi mereka tanpa membutuhkan lebih banyak penjelasan. Yang diinginkan pendengar hanyalah memahami ucapan orang yang bicara. Kalau penjelasan minimum telah membuatnya paham, maka itu telah cukup baginya.

Allah SWT berfirman:

 الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ

yang bahan bakarnya manusia dan batu. (QS. Al-Baqarah [2]: 24)

Al Qur’an menunjukkan bahwa bahan bakar neraka hanyalah sebagian manusia, sesuai firman Allah SWT:

اِنَّ الَّذِيْنَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِّنَّا الْحُسْنٰىٓۙ اُولٰۤىِٕكَ عَنْهَا مُبْعَدُوْنَ

bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (QS. Al Anbiya [21]: 101)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *