Obat Oles dari Madu

Sejak jutaan tahun yang lalu lebah telah menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Satu-satunya alasan mengapa binatang yang melakukan segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu secara berlebihan adalah agar manusia dapat memperoleh manfaat dari madu tersebut. Allah menyatakan tugas lebah ini dalam Al-Qur’an:

Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16: 69)

Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina mendiskusikan pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, bee pollen (serbuk sari) dan propolis (getah lebah) dapat mengobati berbagai penyakit.

Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Didalamnya juga mengandung ” pinocembrin”, suatu antioxidant yang meningkatkan fungsi otak. Hal ini juga dikuatkan dengan sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa ingin memiliki hafalan yang kuat hendaklah dia meminum madu”.

Royal Jelly mengadung rahasia awet muda. Ia sangat kaya collagen yang berfungsi untuk meremajakan sel-sel tubuh. Hal tersebut terbukti dengan usia ratu lebah yang mencapai 40 kali umur lebah pekerja. Ini berkat royal jelly yang dimakannya sebagai sumber rahasia awet muda. Begitu pula dengan propolis (getah lebah) yang kaya bioflavanoid sebagai super antioksidan. Setetes bioflavanoid setara dengan 500 jeruk segar. Propolis juga dikenal sebagai anti kanker karena mengandung zat CAPE. Adapun bee pollen sering disebut sebagai inti sari kehidupan. Ia dikumpulkan dari tepung sari bunga jantan. Tanpa adanya pollen maka tidak akan ada buah-buhan. Sangat wajar jika bee polen dijuluki sebagai superfood atau inti kehidupan.

Bukan hanya itu, Dr. Jennifer Eddy lulusan fakultas kedokteran Universitas Wisconsin menganjurkan untuk menggunakan madu lebah sebagai obat oles. Pasiennya, Catherina Hulbert, menderita luka pada kakinya, sedangkan ia memiliki penyakit diabetes. Setelah pengobatan beberapa bulan, Catherina Hulbert sembuh total dari penyakitnya, dan terhindar dari amputasi.

Dr. Jennifer menyatakan bahwa di kalangan para ahli medis, mengobati luka akibat diabetes menggunakan madu lebah memiliki banyak manfaat. Terutama bagi sekitar 200 juta pengidap diabetes yang 15 % dari mereka masuk pada tingkat ‘membusuk’ sebagai akibat hilangnya rasa di kaki mereka. Sedangkan persentase amputasi mencapai satu penderita per menit dengan menelan biaya sekitar USD 11 juta per tahun.

Masih menurut Dr Jennifer, penderita diabetes mengalami penurunan kelancaran darah dalam pembuluh mereka dan lemahnya tingkat imunitas terhadap berbagai penyakit. Ditambah lagi antibiotic yang diberikan untuk mengobati luka diabetes tidak memberikan hasil maksimal, disebabkan adanya bakteri staphylococcus aurous akan membentuk perlawannya sendiri. Sedangkan madu lebah, menciptakan perlawanan terhadap bakteri dengan berbagai cara.

Selain itu, madu lebah juga memiliki zat asam yang mudah berinteraksi dan memiliki tingkat kelembaban yang rendah, sehingga menyebabkan madu lebah tersebut mudah membunuh bakteri. Enzim yang dimilikinya mengeluarkan acid hydrogen yang berfungsi membersihkan luka sehingga mudah membunuh seluruh bakteri yang ada. Itulah, mengapa madu lebah dapat menjadi penyembuhan luka paling efektif bagi penderita diabetes.

Ghozali.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *