Memerintah Sultan Atau Qadhi dan Lain-lainnya Dari Golongan Pemegang Pemerintahan

Allah Ta’ala berfirman:

“Para kekasih pada hari itu  yakni hari kiamat adalah merupakan musuh antara yang setengah dengan setengah yang lainnya, melainkan orang-orang yang bertaqwa.” (az-Zukhruf: 67)

Dari Abu Said dan Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah dan tidak pula Allah mengangkat seorang khalifah, melainkan Nabi atau khalifah itu mempunyai dua golongan yang bertentangan. Golongan yang satu menyuruhnya untuk mengerjakan kebaikan dan mengajaknya melaksanakan sedemikian itu sedang golongan yang satunya lagi menyuruhnya mengerjakan kejahatan dan mengajaknya melaksanakan sedemikian itu. Orang yang terjaga ialah yang dipelihara  niat, ucapan dan perbuatannya oleh Allah.” (Riwayat Bukhari)

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Apabila Allah itu menghendaki kepada seseorang amir penguasa negara  menjadi baik, maka Allah membuat untuk wazir  atau pembantu  yang benar. Jikalau amir itu lupa dari melaksanakan kebaikan, maka wazir itu mengingatkannya dan jikalau amir itu ingat  untuk melakukan kebaikan, maka wazir itu memberikan pertolongannya. Tetapi apabila Allah menghendaki kepada seseorang amir menjadi yang selain itu yakni menjadi amir yang jelek, maka Allah membuat untuknya wazir yang jelek pula. Jikalau amir itu lupa  dari melaksanakan kebaikan, maka wazir itu tidak suka mengingatkannya dan jikalau amir itu telah ingat  untuk melaksanakan kebaikan, maka wazir itupun tidak suka memberikan pertolongan padanya.”

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad yang baik menurut syaratnya Imam Muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *