Jum’at (16/3) sore, suasana Pesantren Alam Bumi Al Qur’an, Wonosalam, Jombang semakin ramai dengan kedatangan 12 mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah Surabaya. Mereka berasal dari berbagai daerah, prodi, dan fakultas. Namun, yang paling banyak dari Prodi PAI. Mereka didampingi seorang dosen, yakni Moch Charis Hidayat, M.Pd. Tujuannya, ingin mempelajari al Qur’an dan Tadabbur Alam. Acara berpusat di Griya Usmany.
Acara dimulai pukul 16.00 dengan Materi Al Qur’an Petunjukku. Dalam materi ini mereka diajak untuk memahami peta dakwah al Qur’an di Indonesia beserta permasalahannya. Dan juga dikuatkan dengan Metodologi mempelajari al Qur’an. Dengan materi inilah, para peserta memahami, mengapa al Qur’an diturunkan dan untuk apa al Qur’an dipelajari.
Setelah sholat dan makan malam, sesi berikutnya, mempelajari metode BURHANY, yakni cara membaca Al-Qur’an beserta ilmu tajwid sistem 9 jam. Diharapkan, peserta mampu membantu teman, saudara, tetangga, atau kerabatnya untuk membaca Al-Qur’an dengan mudah, cepat, dan tepat. Dan juga untuk menurunkan angka buta huruf al Qur’an terutama di kampus tempat mereka belajar.
Keesokan paginya, para peserta diajak untuk Tadabbur Alam di pusat kecamatan Wonosalam, Jombang. Udara pegunungan yang sejuk dan pemandangan yang indah, menjadi sumber tenaga baru, meski harus menempuh perjalanan kaki 4 km, dengan jalan naik-turun. Mereka juga mengamati tipologi masyarakatnya yang multi etnis dan beragam Agama.
Pukul 10 pagi, sesi selanjutnya dimulai. Yakni, sehari paham al Qur’an 30 Juz. Materi diawali dengan pemaparan singkat tentang 9 tema dalam Al-Qur’an. Kemudian, para peserta dibagi kelompoknya untuk memperdalam materi tersebut dan diberi kesempatan untuk mempresentasikannya. Dialog dan diskusi pun mengalir. Tema-tema umum pun menjadi mengerucut. Pemahaman semakin meluas dan tidak terkotak lagi. Pada akhirnya, materi selesai dipresentasikan pukul 9 malam. Istirahat hanya untuk sholat dan makan.
Keesokan subuhnya, digunakan untuk menghafal surat Al-Qolam. Mulai pukul 05.00 – 06.00 dan menyetorkannya. Alhamdulillah, ada yang mampu menghafal 52 ayat (tuntas), ada yang 30 ayat, banyak juga yang 15 ataupun 10 ayat. Secara umum, kemampuan peserta untuk menghafal baik sekali, ditengah kepayahan dan kepadatan acara. Namun, semuanya berlangsung nyaman dan penuh kekeluargaan.
Setelah menghafal, hiburannya adalah panen salak dan berkebun. Ada juga yang menelusuri sungai pesantren. Mahasiswa fokus pada pembibitan dan mahasiswinya panen salak. Canda tawa pun menjadi selingan. Hasilnya, 6 pot bunga baru menambah keasrian dan kesejukan pesantren. Hiburannya ditutup dengan sarapan pagi berupa nasi jagung dengan lauk ikan asin dan tahu tempe, khas menu wonosalam.
Setelah bersih-bersih diri, acara pun berlanjut dengan Quranic Games. Sebuah motivasi untuk menggapai mimpi yang dikemas dengan merangkai puzzle-puzzle do’a dan usaha. Dikerjakan secara berkelompok, agar kesuksesan itu cepat tercapai.
Dipenghujung acara, para peserta diminta untuk menuliskan, apa yang mereka dapatkan selama kegiatan berlangsung dan digunakan untuk apa ilmu itu. Karena sejatinya, ilmu menuntut untuk amal. Dan diharapkan kegiatan tidak berhenti di Pesantren ini, namun berlanjut dalam program-program bersama untuk mendakwahkan al Qur’an secara luas, khususnya di lingkungan kampus.