Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami – Allah – menurunkan al-Quran itu pada malam Laitlatul-qadri”
sampai akhirnya ayat. (Surah al-Qadr) Allah Ta’ala berfirman pula:
“Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran itu pada waktu malam yang diberkahi,”
sampai beberapa ayat selanjutnya. (ad-Dukhan: 3)
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Barangsiapa berdiri bersembahyang dalam bulan Ramadhan karena didorong keimanan dan keinginan memperoleh keridhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma bahwasanya beberapa orang lelaki dari para sahabat Nabi s.a.w. diberitahu dalam impian mengenai tibanya lailatul-qadri yaitu dalam tujuh yang terakhir – yang dimaksudkan ialah antara malam ke 22 sampai malam ke 28. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: “Saya melihat impian-impianmu semua ituĀ cocokĀ yaitu pada tujuh yang terakhir. Maka barangsiapa hendak mencari lailatul-qadri itu, hendaklah mencari-nya pada tujuh yang terakhir itu juga.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu beri’tikaf dalam sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan dan beliau s.a.w. bersabda: “Carilah lailatul-qadri itu dalam sepuiuh yang terakhir yakni antara malam ke 21 sampai malam ke 30 dari bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Aisyah radhillahu ‘anha pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Carilah lailatul-qadri itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan yakni malam ke 21,23, 25, 27 dan 29. (Riwayat Bukhari)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu apabila telah masuk sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan, maka beliau menghidup-hidupkan malamnya yakni melakukan ibadat pada malam harinya itu, juga membangunkan isterinya, bersungguh-sungguh dalam ibadat dan mengeraskan ikat pinggangnya maksudnya adalah sebagai kata kinayah men-jauhi berkumpul dengan isterinya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha pula, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu bersungguh- sungguh dalam beribadat dalam bulan Ramadhan yang tidak demikian bersungguh-sungguhnya kalau dibandingkan dengan bulan lainnya, juga di dalam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan itu beliau s.a.w. bersungguh-sungguh pula yang tidak demikian bersungguh-sungguhnya kalau dibandingkan dengan hari-hari Ramadhan yang lainnya.” (Riwayat Muslim)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau saya mengetahui pada malam apa tibanya lailatul-qadri itu, apakah yang harus saya ucapkan pada malam itu?” Beliau s.a.w. menjawab: “Ucapkanah: Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun, gemar memberikan pengampunan, maka ampuniiah saya. Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.