Imam Syafi’i berkata: Diriwayatkan dari Ja‘far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya Ali bin Husain yang mengatakan; saya pernah masuk ke tempat Marwan bin Hakam, lalu ia berkata, “Tidaklah aku melihat seseorang yang lebih mulia dari kemenangan ayahmu! Tidak ada yang lain kecuali ia telah mengurus kami pada saat perang Jamal. Lalu diserukan oleh penyerunya, ‘Janganlah orang yang membelakangi (meninggalkan) peperangan itu dibunuh, dan orang yang terluka juga tidak dibunuh.’”
Imam Syafi’i berkata: Ja‘far mengabarkan kepada kami dari ayahnya bahwa Ali radhiyallahu anhu tidak mengambil pakaian musuh (salab), dan ia langsung ikut berperang. Ia tidak membunuh orang yang terluka dan tidak membunuh orang yang membelakangi (meninggalkan) perang.
Imam Syafi’i berkata: Dari Ja‘far bin Muhammad, dari ayahnya, bahwa Ali berkata tentang Ibnu Muljam sesudah ia memukul Ali, “Berilah ia makanan dan minuman, dan berbuat baiklah kepada tawanan-tawanannya! Jika aku hidup, maka akulah wali darahku. Aku akan memaafkan jika aku mau, dan aku akan mengambil fidyah jika aku mau. Jika aku meninggal dunia, maka kamu (boleh) membunuhnya, dan janganlah kamu menyakitinya.”