Cara Hidup Terbaik

Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori). Dalam sabdanya yang lain, “Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori)

Dua hadis di atas menunjukkan wordview (cara pandang) hidup terbaik. Pekerjaan terbaik dan aktivitas terbaik. Tidak memandang suku, ras, bahkan jenis kelamin. Semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik. Ibnu Katsir berkata: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkan kepada orang lain” adalah, bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang mengikuti dan meneladani para rasul. Mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan orang lain. Hal itu merupakan gabungan antara manfaat yang terbatas untuk diri mereka dan yang menular kepada orang lain.

Dua puluh tiga tahun lamanya, Rasulullah SAW fokus dalam pembelajaran al Qur’an. Rasulullah SAW membacakan buat para sahabat sepuluh ayat, tidak akan meneruskan ke sepuluh ayat berikutnya sampai mereka pelajari kandungannya berupa ilmu dan amal, maka Rasulullah mengajarkan mereka Al Qur’an dan amal sekaligus. Sahabat Jundub juga menceritakan, “Dulu kami adalah pemuda yang sedang beranjak dewasa bersama Rasulullah SAW maka Kami pelajari iman sebelum Kami belajar Al Qur’an, baru kemudian Kami mempelajari Al Qur’an maka bertambahlah iman Kami dengannya.”

Proses pembelajaran inilah yang digunakan di Pesantren Alam Bumi Al Qur’an dalam program Kulliyatul Muallimin Al Qur’aniyah (KMQ) yakni Program Persemaian Guru-guru Al Qur’an. Karena al Qur’an sudah diturunkan lengkap, maka pembelajarannya pun instan diawal, bertahap kemudian. Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan sains, seluruhnya murni al Qur’an. Di awal pembelajarannya, dikuatkan pada penguasaan cara membaca beserta ilmu tajwidnya, serta pokok-pokok mempelajari al Qur’an dan menghafalkannya. Pada tahap kedua, dipahamkan secara umum pokok-pokok bahasan al Qur’an. Yang kami susun menjadi 9 bahasan. Mulai dari Tauhid, Alam Ghaib, Ibadah, Hukum & Mualamat, Ilmu Pengetahuan, Potensi Manusia, Konsep Hidup, Pendidikan Akhlak, dan Kisah-kisah. Bahasan-bahasan inilah yang nantinya didetailkan lagi untuk dikuasai para santri. Pada tahap ketiga, dibekali kunci-kunci untuk membuka seluruh bahasan-bahasan itu, mulai dari bahasa Arab, Ulumul Qur’an hingga hikmah-hikmah. Pada tahap inilah, sesungguhnya gerbang utama dalam mempelajari al Qur’an secara mandiri, hingga mampu mengajarkannya.

Ketiga proses ini, dapat dilalui selama 300 hari dengan niat tulus karena Allah SWT. Setelah proses ini selesai, barulah dapat mengajarkan al Qur’an yang dibarengi dengan pembelajaran secara mandiri maupun terbimbing, minimal 22 tahun. Bagaimana bentuk mengajarkannya? Dapat melalui jenjang universitas, keluarga, dan dunia kerja. Beberapa bahasan harus mampu diamalkan terlebih dahulu sebelum diajarkan, dan ada juga yang hanya diambil hikmah dan konsepnya saja untuk diajarkan.

Abdul Humaidi Al-Hamani, berkata: “Aku bertanya kepada Sufyan Ath-Thauri, manakah yang lebih engkau sukai, orang yang berperang atau orang yang membaca Al-Qur’an?” Sufyan menjawab: “Membaca Al-Qur’an.” Karena Nabi saw bersabda, “Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Tingginya derajat orang yang membaca al Qur’an ketimbang berperang, karena orang yang mempelajari al Qur’an kemudian diajak untuk berperang di jalan Allah, mereka akan ikut. Hal ini lebih mulia, daripada mereka yang berperang karena perintah dan pekerjaannya. Untuk itulah, orang yang senantiasa mempelajari al Qur’an, tidak akan pernah merasa rugi dalam menggunakan bondo (harta), bahu (tenaga), pikir (akal), lan nyawane (yawanya) untuk berjuang di jalan Allah.

“Tidak bisa iri hati, kecuali kepada dua orang: yaitu orang lelaki yang diberi Allah swt pengetahuan tentang Al-Qur’an dan diamalkannya sepanjang malam dan siang; dan orang lelaki yang dianugerahi Allah swt harta, kemudian dia menafkahkannya sepanjang malam dan siang.” (HR. Bukhari-Muslim)

Ahmad Ghozali Fadli
Pelayan Pesantren Alam Bumi Al-Qur’an
Wonosalam, Jombang, Jawa Timur

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *