Apa-apa Yang Dibaca Dalam Shalat janazah

Cara bersembahyang janazah ialah:

Bertakbir  empat  kali.  Sesudah  takbir  pertama   membaca ta’awwudz – A’udzu billahi minasy syaithanir rajim – lalu membaca Fatihatulkitab yakni surat al-Fatihah, kemudian bertakbir yang kedua kalinya, lalu mengucapkan shalawat kepada Nabi s.a.w. mengucapkan: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. Adapun yang lebih utama ialah supaya disempurnakan dengan ucapan: Kama shallaita ‘ala Ibrahim sampai ucapan Hamidum majid. Jadi jangan membaca sebagaimana yang dikerjakan oleh sebagian besar orang awam, yaitu mereka sama mengucapkan: Innallaha wa malaikatahu yushailuna ‘alan nabiyyi dan seterusnya sampai habisnya ayat, sebab sesungguhnya saja tidak akan sahlah shalatnya, jikalau seseorang itu meringkaskan bacaannya pada yang demikian itu  belaka.  Selanjutnya lalu bertakbir yang ketiga dan berdoa untuk mayit dan untuk seluruh kaum Musiimin, sebagaimana yang akan kami uraikan Hadis-hadisnya di belakang. Insya Allah Ta’ala. Seterusnya ialah bertakbir keempat kalinya dan berdoa. Setengah daripada sebaik-baiknya doa ialah: ajrahu wa la taftinna ba’dahu waghfir lana walahu-artinya: Ya Allah, janganlah menghalang-halangi kita untuk memperoleh pahala sebab memperoleh mushibah ditinggalkan mayit itu, jangan pula ada fitnah sepeninggalnya dan ampunilah untuk kita semua dan untuk mayit ini pula. Yang terpilih ialah supaya  seseorang  itu memperpanjangkan doanya dalam doa sehabis takbir keempat ini. jadi menyalahi apa-apa yang biasa dilakukan oleh sebagian banyak manusia – yang suka memendekkan doa itu. Ini adalah berdasarkan Hadis Ibnu Abi Aufa yang akan kami sebutkan di belakang InsyaAllah Ta’ala. Adapun doa-doa yang datang dari Nabi s.a.w. sesudah takbir ketiga, di antaranya ialah:

  1. Dari Abdur Rahman bin Auf bin Malik a., katanya: “Rasulullah s.a.w. menyembahyangi janazah, lalu saya menghafalkan sesuatu dari doanya, yaitu beliau s.a.w. mengucapkan yang artinya: “Ya Allah, ampunilah ia dan  belas kasihanilah selamatkanlah ia dan maafkanlah, muliakanlah tempat kediamannya dalam kubur dan luaskanlah tempat masuknya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun, bersihkanlah ia dari kesalahan- kesalahannya sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran, berilah ia ganti berupa perumahan yang lebih baik dari perumahannya di dunia juga  ganti  keluarga yang lebih baik dari keluarganya-di dunia  serta kawinkanlah ia dengan suami  atau isteri yang lebih baik dari suami atau isterinya di dunia. Masukkanlah ia dalam  syurga dan ndungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka.”

‘Aufa berkata: “Sehingga saya mengharapkan hendaknya sayalah yang menjadi mayit ketika itu.” (Riwayat Muslim)

  1. Dari Abu Hurairah, Abu Qatadah dan Abu Ibrahim al-Asyhali dari ayahnya dan ayahnya adalah seorang sahabat, radhiallahu ‘anhum dari Nabi a.w. bahwasanya beliau menyembahyangi janazah, lalu mengucapkan yang artinya:

“Ya Allah, ampunilah untuk yang masih hidup dan yang telah mati dari kita, yang kecil dan yang besar maksudnya yang muda dan yang tua, yang lelaki dan yang perempuan, yang hadhir ini dan yang tidak hadhir. Ya Allah, barangsiapa yang Engkau hidupkan di antara kita, maka hidupkanlah dengan menetapi Agama Islam dan barang-yang Engkau matikan dari  kita, maka matikanlah dengan menetapi keimanan. Ya Allah,  janganlah  menghalang-  halangi kita untuk memperoleh pahala sebab mendapatkan  mushibah  ditinggalkan mayit  ini dan jangan ada fitnah sepeninggalnya.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dari riwayat Abu Hurairah dan  al-Asyhali. Juga  diriwayatkan  oleh Imam Abu  Dawud dari  riwayat  Abu Hurairah dan Abu Qatadah. Imam Hakim berkata: Hadis Abu Hurairah ini shahih menurut syaratnya Imam-imam bukhari dan Muslim.” Imam Termidzi berkata: “Imam Bukhari berkata: “Selengkap-lengkap riwayat-riwayat Hadis dalam  bab  ini  ialah  riwayatnya al-Asyhali.”  Imam  Bukhari  berkata:  “Sebagus-bagus  Hadis  dalam  bab  ini  ialah Hadisnya ‘Auf bin Malik.

  1. Dari Abu Hurairah a., katanya:  “Saya  mendengar rasulullah  s.a.w. bersabda: “Jikalau engkau semua menyembahyangi mayit, maka bersikap ikhlaslah dalam mengucapkan doa untuk mayit itu.” (Riwayat Abu Dawud)
  2. Dari Abu Hurairah a. pula dari Nabi s.a.w. perihal doa menyembahyangi janazah, yaitu yang artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhan janazah  ini,  Engkau  pula  yang menciptakannya, Engkau memberikannya petunjuk untuk memeluk Agama Islam. Engkau mencabut ruhnya dan Engkau lebih mengetahui perihal rahasia dan apa yang kelihatan daripada dirinya. Kita semua datang menghadapMu untuk memohonkan syafaat padanya. Maka dari itu ampunilah janazah ini.” (Riwayat Abu Dawud)
  3. Dari Watsilah bin al-Asqa’ r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. menyembahyangi janazah seorang lelaki dari kaum Muslimin beserta kita, lalu saya mendengar beliau s.a.w. mengucapkan – yang artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya Fulan anak Fulan ini adalah dalam tanggunganMu dan ikatan keamananMu, maka dari itu lindungilah ia dari fitnah kubur dan siksanya. Engkau adalah ahli dalam menetapi janji dan memiliki pujian. Ya Allah, maka ampunilah ia, belas kasihanilah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Penyayang.” (Riwayat Abu Dawud)

  1. Dari Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu ‘anhuma, bahwa-sanya ia bertakbir untuk menyembahyangi janazah anak perempuannya, lalu ia berdiri sesudah takbir keempat seperti kadar waktu berdirinya antara dua takbir, kemudian ia berkata: “Rasulullah  s.a.w.  melakukan sedemikian ini.”

Dalam riwayat lain disebutkan: Abdullah bin Abu’Aufa bertakbir yang keempat kalinya, lalu berdiam diri sebentar, sehingga saya mengira bahwa ia akan bertakbir untuk kelima kalinya, kemudian bersalam menoleh kesebelah kanannya lalu kesebelah kirinya. Setelah ia selesai bersembahyang,kitapun bertanya padanya: “Apakah artinya itu tadi? maksudnya antara takbir keempat dengan salam, mengapa lama sekali? la menjawab: “Sesungguhnya saya tidak akan menambahkan untukmu semua melebihi dari apa yang saya lihat dari Rasulullah s.a.w. sebagaimana yang beliau lakukan,” atau ia berkata: “Memang demikian itulah yang dikerjakan oleh Rasulullah s.a.w.” Diriwayatkan oleh Imam Hakim dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *